obat tradisional

JAKARTA - Abu vulkanik akibat erupsi Gunung Merapi dini hari ikut dirasakan warga Pendowoharjo, Desa Ngrukem, Kecamatan Sewon, Bantul, DIY. Lokasi ini hanya berjarak lebih dari 40 kilometer dari puncak Merapi.

Menurut Muhammad Anshori, warga setempat, Abu vulkanik mulai terasa sejak pukul 01.00 WIB tadi. "Abunya tebal sekali, kalau kami jalan terasa sekali," katanya kepada okezone, Jumat (5/10/2010).

Tebalnya abu vulkanik ini, kata Anshori, mulai menjadi ancaman bagi warga Yogyakarta selatan ini. Saat keluar rumah, mereka terpaksa harus mengenakan masker. "Kalau enggak pakai masker bisa batuk-batuk, ini saja ada beberapa tetangga saya sakit," terangnya.

Abu vulkanik yang merambah Bantul dini hari tadi, membuat beberapa warung makan terpaksa menutup dagangannya, beberapa warga yang bekerja di Yogyakarta pun terpaksa meliburkan diri karena abu vulkanik masih terasa sampai pagi ini.

Kendati demikian, hingga saat ini warga Desa Ngrukem, belum memutuskan untuk mengungsi dan masih menjalankan aktivitas seperti biasa. 
(ded)

SLEMAN - Letusan gunung Merapi yang terjadi semalam sampai pagi ini telah merenggut nyawa puluhan warga di lereng gunung itu. Akibat letusan ini hampir sebagian besar wilayah di Kabupaten Sleman tertutup abu vulkanik.

Berdasarkan informasi yang dihimpun okezone, Jumat (5/11/2010), di wilayah Sleman yang jaraknya lebih dari 30 kilometer abu vulkanik terlihat pekat. Ketebalan abu vulkanik yang berada di jalanan, atap rumah, maupun pepohonan bisa mencapai 3 cm.

"Dari semalam sampai pagi ini abu vulkanik masih terus terjadi. Kalau yang dekat dengan Merapi malahan disertai hujan kerikil," ujar Eko Winarsih, warga di Kecamatan Seyegan, yang berjarak sekira 35 Km dari gunung Merapi.

Akibat hujan abu vulkanik ini sejumlah sekolah di wilayah itu juga memilih untuk diliburkan. Berita terbaru menurut Menko Kesra Agung Laksono, akibat amukan gunung Merapi semalam hingga pagi hari ini, tidak kurang dari 73 jiwa meregang nyawa.

Saat ini posko pengungsian juga dipindah ke tempat yang lebih aman dengan radius lebih dari 20 Km. Posko utama pengungsi di Kabupaten Sleman telah dipindah ke Stadion Maguwoharjo dan Kampus UPN Veteran Yogyakarta.(mbs)

Pengungsi Gunung Merapi (Foto: Koran SI)

YOGYAKARTA - Puluhan ribu pengungsi Merapi yang ditampung di Stadion Maguwoharjo, Sleman, DIY, mulai mendapatkan makanan. Logistik terus berdatangan ke posko utama ini.

Pagi tadi, para pengungsi masih mengeluhkan keterbatasan makanan sebab dapur umum yang biasa digunakan untuk memasak ditinggalkan, menyusul kembali terjadinya letusan, Jumat (5/11/2010) dini hari tadi.

Alhasil, makanan yang jumlahnya sangat sedikit itu hanya diprioritaskan untuk para lansia dan anak-anak.

Posko Stadion Maguwoharjo sendiri sebagaian besar dihuni oleh warga yang tinggal di bantaran Kali Gendol, Cangkringan, Sleman, tempat mengalirnya lahar panas Merapi.

Stadion berkapasitas 30 ribu penonton ini nyaris penuh ditempati pengungsi. Mereka sebagian besar berada di sekeliling serambi stadion, atau di bawah tribun penonton. 
(Emo Wicaksono/Trijaya/ded)